Kamis, 30 Desember 2010

ruang kosong

sebagian ruang hatiku kosong
tanpa isi
yang kosong itu
timbulkan nyeri
tak terperi

kemanakah
kemanakah perginya

pengisi ruang hati
akankah kembali
mengisi hati
tanpa sunyi

yk 25 okt '10

Jumat, 17 Desember 2010

Kau Tunjukkan Murkamu



ingin kunikmati wajah manismu
saat matahari belum sempat sentuhkan sinar
memelukmu
sungguh tak pernah kusangka
dalam lembut wajahmu
kau simpan murkamu
tanpa bentakan
tanpa warna kemerahan di pipimu yang pias
kau lantakkan semua
dengan hembusan nafasmu  tanpa warna

mengapa harus kau tunjukkan marahmu
tanpa hati
mengapa harus kau lakukan semua
hancurkan penjaga-penjaga setiamu
hanguskan semua yang bergantung padamu

mengapa
mengapa harus kau tunjukkan murkamu

yk, 29 okt 2010
buat merapi
yang senantiasa membuat kita harus mawas diri

Jumat, 03 Desember 2010

Untukmu anakku


dengan segala ingin
ingin kurengkuh kau dalam pelukku selalu
usapkan jemari di seluruh anak rambutmu yang terurai
selusupkan segenap  cinta yang berdenyar-denyar dalam nadiku
agar ku bisa
membuatmu tengadahkan kepala menatap dunia
agar kau bisa
menikmati indahnya hidup
dalam keterbatasan dan keterasingan
agar kau bisa
nikmati segala kungkungan yang membelenggu

ingin ku tengadahkan segala telapak tangan
tuk dapat menerimamu dengan segala cinta
di antara segala kekurangan yang kita miliki

ingin kukecup lembutnya kelopak matamu
dengan bibirku yang kian kerontang
kering

namun
segala cinta milikku
adalah segala cinta milikmu

yk 26 11 2010

Selasa, 09 November 2010

Siapa Diriku?



aku seperti berdiri di dunia yang asing
aku tak bisa kenali diriku sendiri
apalagi orang asing

aku seperti melayang-layang 
di sebuah dunia tanpa grafitasi
tak ada kendali

yk 251010

Jumat, 22 Oktober 2010

Menanti



menanti
menanti
siapa yang dinanti?
tak jelas
tapi ada

menanti
menanti
sampai kapan?
tak tahu
tapi pasti kan tiba

dalam keruhan
hanya sunyi

dalam keramaian
hanya sendiri

malioboro 221010

Selasa, 19 Oktober 2010

Jangan Sebut Namaku



andai
kakiku tak terbelenggu
kurebut kau
dalam genggaman tanganku
selalu


jangan sebut namaku
bila tak bisa lakukan itu


kini
aku yang punya hati
tak sedikitpun kau miliki


senja sunyi 191010

Senin, 18 Oktober 2010

Biar Kusimpan Sendiri



biarkan kusimpan sejatiku
untuk diriku sendiri
tak perlu kau tahu


kecuali
bila kau perlu
kau cari aku
seperti katamu


biarkan kusimpan sejatiku
dalam genggaman tanganku
yang tak pernah kan terbuka


kecuali
kau berupaya
tuk tahu semuanya


biarkan kusimpan sejatiku
dalam diri
tanpa kau tahu
dimana kini


siang sunyi 191010

Ku Tunggu Janjimu



saat ini
ku hanya bisa berkata
ku tunggu janjimu


di sudut keyakinan
aku didera kebimbangan
hari ini
nduk-mu berkabar padaku


siang ini
di antara keyakinanku
kuyakinkan diri
siapa dirimu yang sejati


ku tunggu janjimu
seperti katamu
kau serahkan nyawamu untukku


ku tunggu janjimu
di tempat ini
sampai nanti


ku tunggu janjimu

suatu siang 191010

Di Antara Keberduaan Kita



sungguh ingin kuberlari
dapati dirimu dengan senyuman
sayang
kaki ini lemah tak berdaya
hanya semangat yang menyala-nyala


ingin ku berlari sekencang-kencangnya
enyahkan rintihan yang kian panjang
yang senantiasa menyisip di antara keberduaan kita
merisaukan

suatu siang 191020

Rabu, 15 September 2010

Dalam Pelukku


Di lekuk gua karangmu
Masih sempat kubisikkan kata cinta
Pada gadisku
Dalam pelukku

Matanya berlinang
Bibir merahnya bergetar
Sebuah senyum dipaksakan
Dia berkata “apakah kau cinta?”

Dalam hempasan ombak menghantam karang
Kupeluk gadisku
Seraya berkata “tak melebihi cintaku pada Allah.”

Siung 082009

Drini Di Ambang Sore


Dalam luas tepianmu
Jari kakiku menari-nari
Tersengat panasnya pasir putih mu yang terhampar
Hadirkan keluh yang tertahan

Dalam pelukanmu
Sepasang anak manusia mengembara
Pertahankan hidup
Meraih rumput-rumputmu yang hijau kemerahan

Di antara pandan berduri
Sesosok kepala mengendap-endap
Pincingkan mata
Mencari bukti nyata
Sepasang anak manusia merajut cinta

Di antara karang-karangmu
Berjuta pesona menarikku
Jelajahi lekuk tubuhmu
Dengan jemari mataku

Drini 052009

Kutitipkan Anakku Padamu


Kutitipkan anakku padamu
Kaulah yang harus merawatnya
Karena kaulah yang membuatnya ada
Hadir dan berlarian di sekelilingmu
Membentuk barisan lucu
Menggemaskan

Kutitipkan anakku padamu
Kaulah yang harus mendidikknya
Karena kaulah yang telah membuatnya jadi nyata
Hadir di sekelilingmu
Bersimpuh mengharap restu.

Kutitipkan anakku padamu
Karena kaulah pemilik lahan subur
Tempat bersemainya benih-benih yang bakal kutabur
Hingga uzur

Kutitipkan anakku padamu
Belum nyata
Tanpa bentuk
Tanpa nama

Kutitipkan anakku padamu
Yk 111009

Kemana?

rindu meruap-ruap
membuncah
tak tertahan
kemana
kemana harus berkata-kata
jika mulut tak boleh bicara
jika kata harus diam
jika kaki tak boleh melangkah
jika tangan tak bisa meraih
kemana
kemana harus berkata-kata
sampaikan rindu yang kian memanah

yk 290909

Hatiku

Hatiku tersangkut di pucuk cemara
menempel
terayun
digoyang angin
hampir jatuh

Hatiku melayang
terbang
dibawa angin
entah kemana
mencari-cari
dimana bisa bersandar
saat tak terlihat lagi
satu pokokpun berdiri

yk 290909

Padamu

Ramadhan
Hadirmu dari kerinduan
Akan sebuah kepasrahan
Penuh totalitas
Tanpa kompromi
Karena pasti

Hanya padamu
Kuserahkan seluruh ragawiku
Kusandarkan batang tubuhku
Kusandarkan lelahku
Pada malam-malammu yang senyap
Kulenyapkan dahaga ruh-ku yang kian sangat

Padamu
Kulafalkan asma-asma sacral
Penopang niat
Penyangga harkat
Pemulia nurani kian kini

Padamu
Kutahankan lapar dahagaku
Dalam geliat tanpa daya
Tahankan hasrat pekat
Di jiwa
Miliran 050909 

Rabu, 25 Agustus 2010

Masih Adakah

 

Pagi ini
Kupandangi cakrawala
Warna merah di ufuk timur
Berikan harapan

Hari esok
Masih ada harapan
Buat kita menggapai asa

Masih adakah
Udara untuk bernafas
Tempat tuk bersandar
Di saat lelah telah mekar

Tatapanmu

Senyummu
Sejuta tatapan mata kelaparan
Dalam dahaga
Pekat nian

Seribu sembilu jadi satu
Tikamkan mata pisau
Di ujung jantung tanpa restu
Apa yang mesti ditunggu

Tatapanmu
Tatapan mata-mata pena
Yang siap menguliti siapa saja
Jadi berita

Yk 050909

Bulan Suci

Bulan suci
Bulan sunyi
Bulan sepi

Bulan penghambat
Untuk berbuat yang maksiat
Bulan pucat
Tanpa niat

Saat langkah tanpa tuju
Yang hampir , tinggal kelu
Jejak-jejak bisu
Jadi saksi
Mengapa hasrat harus menanti

Muhdela 050909

Kamis, 19 Agustus 2010

Salut Aku


Salut aku
Pada caramu
Taklukkan kemarahanku
Karenamu

Kau perdengarkan
Pagelaran wayang
Di radio
Yang mengundang

Tanpa kata sesal
Tanpa huru hara
Lantas kau berkata
‘aku suka’
Nguri-uri kabudayan

Senyumku rekah karenanya
Tawaku renyah akhirnya
Tak ada bencana
Tak ada perang baratayuda

Salut aku
Pada caramu
Rengkuh hatiku
Dalam pelukmu

Malam ramadhan 040909

Rabu, 18 Agustus 2010

Yang Tak Kumau

Satu yang tak kumau
Ada rindumu
Bersandar di pucuk bambu
Lantas melayang-layang
Tak menentu

Satu yang tak kumau
Sebuah rindu hadir menyapamu
Dengan senyum manis
Tanpa kutahu
Dari mana asalnya

Satu yang tak kumau
Kau lupa berpaling
Saat mendengar panggilanku

Muhdela 040909

Rinduku Berurat Berakar

Rinduku berurat berakar
Jadi rimbun
Alami
Seperti hutan
Yang tak perlu disiram
Tapi pohon tumbuh lebat

Rinduku
Rindu kawah menggelegak
Yang selalu bergolak
Walau tanpa bara penyangganya
Alami

Rinduku
Bagai pilar-pilar balairung
Tak tergoyah dilecut getar gempa

Rinduku
Rindu musafir di padang pasir

Yk 020909

Lelahku lelahmu

Lelahku, lelahmu, lelah kita
Jadikan rindu kian menyayat
Saat kehendak tak kesampaian
Saat asa menggelora

Lelahku, lelahmu
Di antara masa yang kian panjang
Dalam rentang masa tanpa batas
Dimana langkah kan berakhir
Dimana tempat kan dituju

Lelahku, lelahmu
Dalam rentang waktu
Lelah kita
Kapan terjaga

Yk 300809

Apa yang Bisa Kita Pertahankan

Ketika asa tlah datang
Kita tlah menjadi diri kita masing-masing
Hari-hari tlah menguliti tubuh
Menghapus wajah

Apalagi yang bisa kita pertahankan
Sementara yang kita punya tak bersisa
Harkat
Martabat
Gelar
Nama besar
Semua tak ada artinya
Yang tinggal hanya
Hati dan jiwa
Kemana kita kan membawa

Yk 300809

Ramadhan

Rinduku padamu
Bagai spora tertiup angin
Menyebar di pucuk-pucuk
Melekat di lapak-lapak
Menebar di relung-relung tanpa batas

Berjuta nyanyian mengiang
Berpacu dengan nadi
Hadirkan kehidupan di tanah basah
Ciptakan rindu tanpa sudah

Rinduku padamu
Rindu anak burung pada induknya
Mencicit menciap-ciap
Rindu dekapan hangat
Di bawah sayap pelukan bunda

Rinduku padamu
Rindu dalam sepi sarat renungan
Rindu dalam sunyi penuh impian

Ijinkan aku kembali
Merengkuh ramadhan-Mu
Penuh nyali

Yk 200809

Semua

Tak lekang dari ingatan
Saat kau timpakan dadamu di punggungku
Yang terbuka
Lalu kau usapkan
Jemari tanganmu yang penuh luka
Dalam sebuah asa
Tuk bersama

Tak lepas dari rasa
Ketika kau tiupkan nafas hidupmu
Untukku
Buat sampaikan berita
Bahwa kau masih cinta

Di ruang tanpa aroma
Tanpa warna
Butir-butir peluhmu berjatuhan
Telapak tanganku tengadah
Jemariku menadah

Yk 15082009

Aku Ingin

aku ingin
rembulan tak cemburu
saat kudekap kau erat
rasakan denyar aliran nadi
usapkan jutaan peluh di pori
dalam pelukan penuh rasa

aku ingin
rembulan cemburu
melihat kita
ungkapkan rindu
yang sempat tertunda

aku ingin
barsama rembulan
temukan cinta
yang kian lena

yk 150809

Jumat, 06 Agustus 2010

hanya pada-Mu

hanya padamu
wahai dzat yang maha Agung
kutumpahkan segala rinduku
yang berdenyut-denyut
merabai sekujur kulit jangatku
memeluk dengan segala daya
menyungkupku dalam kesetiaan sunyi tiada tara

hanya kepadamu
aku bersimpuh
di ujung telapak kaki-Mu
menanti keikhlasan-Mu dalam segala
jangan biarka aku lupa dan terlena
dalam gemerlap bayang-bayang semu

muhdela
05022010

Selasa, 03 Agustus 2010

BATAPA JAHATNYA

kau renggut
kau rampas
kau rebut semuanya

sampai ke pucuk-pucuk
sampai ke tunas-tunas
sampai ke akar-akar

kau cerabut
lepas
tanpa nafas

BILA ITU BOLEH KULAKUKAN

ingin kutumpahkan segala sumpah serapah
ingin kulontarkan berjuta kata
yang mendesak-desak
seperti mortir berlomba untuk dienyahkan
menusuk-nusuk
menggeliat-geliat
ingin kuhentakkan segala daya
lumatkan yang tergenggam tanpa sisa

remukkan tulang-tulang dadamu
yang tak pernah lengkap

SEBUAH SESAL

sebuah sesal
perlukah?
bila tak ada lagi jalan tengah

ketika mulut-mu;ut kita tak lagi bisa berucap
ketika jari jemari kita
tak lagi bisa menggenggam
ketika kaki-kaki kita
tak berdaya lagi buat melangkah

sebuah sesal
menjadi kunci
tuk jadi diri sendiri